Kisah Rasulullah SAW Berdialog Dengan Gunung


     Bagi Manusia biasa gunung adalah dataran tinggi ciptaan Allah SWT yang tidak mungkin bisa berbicara seperti halnya manusia. Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang mampu melakukan percakapan dengan gunung.

     Suatu hari Rosulullah ingin berkeliling antara Mekah dan Madinah. Biasanya Rosulullah selalu mengajak sahabatnya untuk menemaninya berkeliling. Pada saat itu Rosulullah mengajak sahabat yang bernama Uqa'il bin Abi Thalib untuk menempuh perjalanan dari Mekah ke Madinah. Selama perjalan Uqa'il menemukan kebaikan dari Rosulullah, mulai dari sikap, tutur kata, hingga munculnya mukjizat Rosulullah. 
     Salah satunya saat Rosulullah menemukan seorang wanita tua yang lemas di pinggir jalanan, Rosulullah segera menolongnya dengan memberikan perbekalannya kepada wanita tua tersebut tanpa memikirkan perbekalan berikutnya. Padahal perjalanan masih panjang.
     Meskipun tanpa bekal Rosulullah SAW dab Uqa'il tetap meneruskan perjalanan. Setelah melewati gurun panas dan kering, Rasulullah dan Uqa'il menjadi lemah karena lapar dan haus. Karena rasa haus yang begitu hebat, Rosulullah menyuruh Uqa'il untuk mencari air dan buah-buahan. 
     Namun karena gunung itu merupakan gunung yang berbatu Uqa'il tidak bisa menemukan sumber mata air. Hanya beberapa buah saha yang dia temukan. Namun buah itu tidak cukup untuk mengusir dahaga dan lapar. 
     Lalu Rosulullah SAW menyuruh Uqa'il mendaki gunung dan menyampaikan salam kepada gunung. "Katakan, jika padamu ada air, berilah aku minun!". Tutur Rosulullah. 
Mendengar perintah Rosulullah yang tidak masuk akal, membuat Uqa'il kebingungan dan tidak mengerti. Namun, uqa'il tetap pergi melaksanakan perintah itu meskipun dalam hatinya ada tanda tanya besar.  Ditengah pendakian Uqa'il didatangi oleh malaikat Jibril, " Uqa'il pergilah mendaki gunung, patuhilah perintah beliau," perintah malaikat Jibril yang langsung menghilang.
     Uqa'il akhirnya sampai pada puncak gunung, lalu menyampaikan salam Rasulullah kepada gunung perihal air. Setelah itu Uqa'il pun kembali menuju Rasulullah. 
     Betapa Uqa'il sangat terkejut mendapati Rasulullah sedang berbicara dengab gunung. "Wahai tauladanku muhammad, maafkan aku dikarenakan menghambat perjalanan engkau, dengan tidak menyediakan air ketika engkau datang. Aku takut engkau tidak memaafkan aku, jika itu terjadi pasti aku akan merasakan panasnya api neraka", ungkap gunung itu. 
     Mendengar suara yang berasal dari gunung, membuat Uqa'il semakin bingung dan takjub kepada Rasulullah, dikarenakan gunung salah satu ciptaan Allah yang tidak bernyawa dan dengan jelas didengarnya gunung itu berbicara.
     "Aku akan memaafkan kamu, tapi bolehkah aku meminta sedikit air padamu untuk membasahi tenggorokanku," tutur beliau. 
     "Dakilah gunung ini hingga sampau pada puncaknya, setelah sampai berjalanlah berbelok menuju tempat yang dipenuhi dengan bebatuan besar yang melingkar, ditengahnya terdapat mata air dan buah-buahan untuk bekal engkau wahai Rasulullah," jelas gunung kepada Rasulullah.
     Uqa'il beserta Rasulullah SAW akhirnya mendaki kembali, dan merka berjalan sesuai perintah gunung. Sesampainya di tempat yang dijelaskan oleh gunung, Uqa'il sangat terkejut, karena ketika ia mengelilingi gunung itu Uqa'il tidak mendapati tempat seindah itu dimana terdapar sumber mata air yang sangat jernih dan banyaknya pohon yang memiliki buah-buahan yang sangat segar dan nikmat.